Friday 10 June 2016
Jual parsiolete green - KUSUMA PERMATA GEMSTONE | Tokopedia
Jual parsiolete green - KUSUMA PERMATA GEMSTONE | Tokopedia: Jual parsiolete green, gemstone dengan harga Rp 799.000 dari toko online KUSUMA PERMATA GEMSTONE, Pontianak. Cari produk batu permata lainnya di Tokopedia. Jual beli online aman dan nyaman hanya di Tokopedia.
Jual PARSIOLETE LIGHT GREEN - KUSUMA PERMATA GEMSTONE | Tokopedia
Jual PARSIOLETE LIGHT GREEN - KUSUMA PERMATA GEMSTONE | Tokopedia: Jual PARSIOLETE LIGHT GREEN, gemstone dengan harga Rp 450.000 dari toko online KUSUMA PERMATA GEMSTONE, Pontianak. Cari produk batu permata lainnya di Tokopedia. Jual beli online aman dan nyaman hanya di Tokopedia.
Sunday 29 May 2016
BERITA ISLAMI: Pemain & Pelatih bola Beragama islam di Eropa
BERITA ISLAMI: Pemain & Pelatih bola Beragama islam di Eropa: Pemain & Pelatih bola Beragama islam 1.Zinedine Yazid Zidane Inilah salah satu pemain sepakbola yang beragama muslim.Z...
Pemain & Pelatih bola Beragama islam di Eropa
Pemain & Pelatih bola Beragama islam
Inilah salah satu pemain sepakbola yang beragama muslim.Zine zidane pemain yang pernah membela real madrid dan bermain untuk Timnas Perancis ini ternyata beragama muslim. Dan ia sudah naik haji.
2.Nicolas Anelka
Ini juga dari perancis.Namanya Nicolas Anelka yang saat ini membela klub Shanghai China.Dan pemain ini juga pernah memperkuat Chelsea.Dia mengambil nama Muslim Abdul-Salam Bilal.Dan dia merasa sangat nyaman dengan memeluk agama islam ini.
3. Mesut Ozil
Nah kalo ini namanya Mesut Ozil.Kalo ini idola saya.Soalnya dia bermain di Real Madrid..Mesut Ozil adalah salah satu pemain berbakat di eropa yang memeluk agama islam.Saat ini dia memperkuat klub Real Madrid.Dan dia dinobatkan sebagai pemain Terbaik di Germany.Dan sebelum di Real Madrid dia memperkuat Wender Bremen. HALA MADRID.
4.Sulley Muntari.
Sulley Muntari adalah pemain berasal dari Ghana dan saat ini Memperkuat tim besar yaitu AC Milan.Dia adalah sosok pemain muslim yang taat contohnya saat Seri A italia berjalan dia tetap menjalankan ibadah puasa-nya.
5. Samir Nasri
Ini Juga dari Perancis gan. Namanya nih Samir Nasri.Pemain ini mempunyai skill yang diatas rata rata.Saat ini Samir Nasri memperkuat Manchester City,Sebelum di Man City dia juga pernah memperkuat Lyon dan Arsenal.Dia memiliki jiwa muslim yang kuat lho gan.
6.Frank Ribery.
Ini juga dari Prancis.SI Frank Ribery,dia merupakan mualaf.bersama istrinya Perancis-Aljazair istri yang telah dibesarkan seorang Muslim sendiri, Ribery baru-baru ini dikutip sebagai memiliki berkata, “Saya berdoa lima kali sehari, saya melakukannya karena itu memungkinkan saya untuk dilepaskan dan saya merasa lebih baik setelahnya. “.Saat ini dia memperkiuat Bayern Munchen.
7.Karim Benzema.
Ini juga Prancis.Salah satu bintang untuk Real madrid. Pemain ini sering berdo’a di pinggir lapangan sebelum melakukan sebuah pertandingam.Benzema juga pernah memperkuat Lyon.HALA MADRID .
8.Lasana Diara
Wah.Ini dia Lassana Diara.Kalo tidak salah dia berasal dari prancis,bener gak ya? .Lassana diara kini memperkuat tim kebangaan saya yaituReal Madrid.Dia berperan sebagai gelandang bertahan.Dia memiliki postur tubuh yang cukup bagus. HALA MADRID
9.Ibrahim Afellay
Ini ibrahim Afellay. Pemain ini beragama muslim gan.Terlihat dari wajahnya kayak arab arab gimana….Dia pernah memperkuat Barcelona.Ibrahim Afellay menjadi salah satu pemain yang dianggap berbakat dalam persepakbolaan Belanda.Ia pernah memperoleh penghargaan sebagai pemain terbaik Liga Belanda tahun 2007/2008. Ibrahim Afellay terpilih sebagai “Moslim van het jaar” atau Muslim Tauladan di belanda. Affelay saat ini bermain di FC Barcelona dan andalan timnas Belanda masa depan.
10.Eric Abidal
Sejak masuk Islam, Abidal berusaha menjadi Muslim yang taat. Kariernya di lapangan hijau kian moncer. Penggemar La Liga Spanyol pasti mengenal sosok Eric Abidal. Ia dikenal sebagai bek andal yang memperkuat FC Barcelona dan Timnas Prancis. Ia suka membaca Al Quran sebelum bertanding.
Ini juga berasal dari prancis. Dia juga memperkuat tim Barcelona.Dia memeluk agama islam 100%.
11.Hatem Ben Arfa.
Hatem Ben Arfa.Pemain yang berasal dari prancis namun keturunan tunisia.Pemain ini salah satu pemain eropa yang memeluk agama islam. Dia pernah bermain di Marseille namun saatr ini Hatem memperkuat Newcastle United.
12.Nuri Sahin, Hamit Altintop.
Inilah duo Turki. Hamit Altintop dan Nuri Sahin. Dua pemain ini sama sama bermain untuk Timnas Turki.Dan mereka berdua juga memperkuat tiim kuat / klub favorit saya yaitu Real Madrid.Dan mereka berdua juga sama sama memeluk agama islam.HALA MADRID.
13.Kolo dan Yaya Toure.
Ini kakak beradik gan.Namanya Kolo dan Yaya Toure mereka berdua ini sama sama pemain yang berkualitas bagus dan mereka saat ini memperkuat tim kaya yaitu Manchester City, Mereka juga tergabung dala Timnas Pantai Gading. Sebelum di manchester city, Kolo Toure bermain untuk Aresenal, sedangkan Yaya Toure bermain di Barcelona.Namun sekarang mereka berada dalam satu tim yaitu man City.Mereka berdua berdua juga beragama islam.
14. Sami Khedira
ini namanya Sami Khedira.Salah satu pemain Real Maddrid dan German yang beragama islam.Dia beragama islam sejak ia lahir.Dia merupakan keturunan Tunisia.Namun dia memperkuat timnas German.Dia memiliki kepribadian yang sopan dan santun.Dia menjadi andalan di lini tengah Real Madrid.Tim Favorit Saya. Hala Madrid.
15.Frederick Kanoute
Ini dia Frederick Kanoute.Telandan di lapangan dan teladan di luar.Kata yang tepat untuknya.Bagaimana tidak saat dia membela Sevilla dia tidak mau meggunakan baju sevilla yang di sponsori 888.com karena itu situs judi dan sevilla memberikan baju khusus untuk kanoute tanpa sponsor.Dia merupakaan pemain yang beragama islam yang sangat taat.Kalo kita liat dari gambar atas.Itu selebrasi nya untuk memberikan rasa simpati pada Palestina karena pada saat itu Israel menginvasi tanah Palestina / sedang menjajah/meguasai tanah Palestina.
Muslim Footballers in Europe's Top Clubs
Name
|
Club
|
Nationality
|
---|---|---|
Mesut Ozil
|
Arsenal
|
Germany
|
Samir Nasri
|
Manchester City
|
France
|
Franc Ribery
|
Bayern Munchen
|
France
|
Nicolas Bilal Anelka
|
West Brom
|
France
|
Frederic Oumar Kanoute
|
Beijing Guoan
|
Mali
|
Eric Abidal
|
Monaco
|
France
|
Demba Ba
|
Chelsea
|
Senegal
|
Papis Demba Cisse
|
Newcastle United
|
Senegal
|
Suley Ali Muntari
|
Ac Milan
|
Ghana
|
Edin Dzeko
|
Manchester City
|
Bosnia
|
Yaya Toure
|
Manchester City
|
Ivory Coast
|
Kolo Toure
|
Liverpool
|
Ivory Coast
|
Islam Feruz
|
Chelsea
|
Scotland
|
Hatim Ben Arfa
|
Newcastle United
|
France
|
Kareem Benzima
|
Real Madrid
|
France
|
Solomon Kalou
|
Lille
|
Ivory Coast
|
Abou Diaby
|
Arsenal
|
France
|
Mohamed Salah
|
Chelsea
|
Egypt
|
Ibrahim Afellay
|
Barcelona
|
Netherlands
|
Bacary Sagna
|
Arsenal
|
France
|
Marouane Chamakh
|
Crystal Palace
|
Morocco
|
Sami Khedira
|
Real Madrid
|
Germany
|
Nuri Sahin
|
Borussia Dortmund
|
Turkey
|
Adil Rami
|
Valencia
|
France
|
Andrea Ayew
|
Olympique De Marseille
|
Ghana
|
Youssouf Mulumba
|
West Brom
|
DRC
|
Jason Brown
|
Aberdeen
|
Wales
|
Mame Biram Diouf
|
Hannover 96
|
Senegal
|
Colin Kazim Richards
|
Blackburn Rovers
|
Turkey
|
Arouna Kone
|
Everton
|
Ivory Coast
|
Ali Al-Habsi
|
Wigan Athletic
|
Oman
|
Khalid Boulahrouz
|
Brøndby IF
|
Netherlands
|
Aly Cissokho
|
Liverpool
|
France
|
Armand Traore
|
Queens Park Rangers
|
Senegal
|
Mohamadou Diarra
|
free agent
|
Mali
|
Lassana Diarra
|
Lokomotiv Moscow
|
France
|
Morouane Fellaini
|
Manchester United
|
Belgium
|
Saturday 28 May 2016
BERITA ISLAMI: Kalau Semua di-BID'AH-kan, Yang Tersisa Hanya Hari...
BERITA ISLAMI: Kalau Semua di-BID'AH-kan, Yang Tersisa Hanya Hari...: Kalau Semua di-BID'AH-kan, Yang Tersisa Hanya Hari Raya Non Muslim... ISLAMSEJATI.com- Karena dianggap bid’ah, peringatan hari be...
Kalau Semua di-BID'AH-kan, Yang Tersisa Hanya Hari Raya Non Muslim...
Kalau Semua di-BID'AH-kan, Yang Tersisa Hanya Hari Raya Non Muslim...
ISLAMSEJATI.com- Karena dianggap bid’ah, peringatan hari besar Islam ditiadakan. Akhirnya yang tersisa hanyalah acara hari besar umat non-muslim.
Karena dianggap bid’ah, hari libur Islami juga dihilangkan. Akhirnya yang tersisa hanyalah hari libur non-muslim.
Karena dianggap bid’ah, acara peringatan hari besar umat Islam di TV juga dihilangkan. Akhirnya yang tersisa hanyalah acara peringatan hari besar dari gereja, pura, candi, kelenteng dan kuil di TV kita.
Karena dianggap bid’ah, spanduk-spanduk acara Maulid yang besar-besar diturunkan, dan yang tersisa hanyalah spanduk-spanduk acara umat agama lainnya.
Karena dianggap bid’ah, segala bentuk keramaian yang berbau Islam dihilangkan, seperti broadcast acara-acara di masjid, broadcast lantunan ayat-ayat Al-Qur’an dari speaker masjid, atau lainnya.
Karena dianggap bid’ah, pawai umat Islam juga ditiadakan. Akhirnya yang tersisa adalah pawai umat lain seperti yang terjadi di Solo beberapa waktu lalu.
Karena dianggap bid’ah, umat Islam dihimbau agar tidak ikut pemilu. Akhirnya yang kita dapat adalah kepala daerah non-muslim di tengah mayoritas muslim.
Ini semua adalah sejumlah kemungkinan, dan dua hal terakhir sudah menjadi fakta di negeri kita ini.
Semoga semua contoh ini bisa membuka mata kita bahwa dalam menilai sesuatu, bahwa tidak selamanya sesuatu itu harus dilihat hanya dari sudut pandang bid’ah yang sempit. Tapi juga harus menyertakan sudut pandang lainnya, seperti sudut pandang amar ma’ruf nahi munkar, sudut pandang syiar Islam, atau lainnya.
Kalau kita sudah bisa mengubah syiar Islam menjadi budaya yang berkembang di tengah masyarakat, maka sesungguhnya itu adalah satu poin kemenangan bagi umat Islam di negeri kita ini.
Marilah kita kembali kepada syariat yang adil ini. Berpegang teguh pada sunnah Rasul dan sunnah Khulafaur Rasyidin.
Kita bertoleransi dengan sesuatu yang memang kita boleh bertoleransi dan kita tetap berpegang teguh dengan prinsip prinsip agar tegaknya din ini.
Semoga kita termasuk ke dalam kelompok orang-orang yang bisa memahami, dan bisa menempatkan segala sesuatu pada tempatnya, dan juga bisa bijaksana dalam menilai apa-apa yang ada di depan mata kita.
Aamiin ya Robbal ‘aalamiin.
Oleh: Ustadz Subki Al Bughury.
Sumber: http://www.muslimedianews.com/2016/04/kalau-semua-di-bidahkan-yang-tersisa.html#ixzz46R76Cc8G
Apa itu Bid’ah/Bidaah? silahkan baca dengan lengkap disini
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memperbolehkan kita melakukan Bid’ah hasanah selama hal itu baik dan tidak menentang syariah, sebagaimana sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Barangsiapa membuat buat hal baru yang baik dalam islam, maka baginya pahalanya dan pahala orang yang mengikutinya dan tak berkurang sedikitpun dari pahalanya, dan barangsiapa membuat-buat hal baru yg buruk dalam islam, maka baginya dosanya dan dosa orang yg mengikutinya dan tak dikurangkan sedikitpun dari dosanya” (Shahih Muslim hadits no.1017, demikian pula diriwayatkan pada Shahih Ibn Khuzaimah, Sunan Baihaqi Alkubra, Sunan Addarimiy, Shahih Ibn Hibban dan banyak lagi). Hadits ini menjelaskan makna Bid’ah hasanah dan Bid’ah dhalalah.
Perhatikan hadits beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, bukankah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan?, maksudnya bila kalian mempunyai suatu pendapat atau gagasan baru yg membuat kebaikan atas islam maka perbuatlah.., alangkah indahnya bimbingan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yg tidak mencekik ummat, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam tahu bahwa ummatnya bukan hidup untuk 10 atau 100 tahun, tapi ribuan tahun akan berlanjut dan akan muncul kemajuan zaman, modernisasi, kematian ulama, merajalela kemaksiatan, maka tentunya pastilah diperlukan hal-hal yg baru demi menjaga muslimin lebih terjaga dalam kemuliaan, demikianlah bentuk kesempurnaan agama ini, yg tetap akan bisa dipakai hingga akhir zaman, inilah makna ayat : “ALYAUMA AKMALTU LAKUM DIINUKUM..dst, “hari ini Kusempurnakan untuk kalian agama kalian, kusempurnakan pula kenikmatan bagi kalian, dan kuridhoi islam sebagai agama kalian”, maksudnya semua ajaran telah sempurna, tak perlu lagi ada pendapat lain demi memperbaiki agama ini, semua hal yg baru selama itu baik sudah masuk dalam kategori syariah dan sudah direstui oleh Allah dan rasul Nya, alangkah sempurnanya islam.
Namun tentunya bukan membuat agama
baru atau syariat baru yg bertentangan dengan syariah dan sunnah
Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, atau menghalalkan apa-apa yg
sudah diharamkan oleh Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam atau
sebaliknya, inilah makna hadits beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam :
“Barangsiapa yg membuat buat hal baru yg berupa keburukan…dst”,
inilah yg disebut Bid’ah Dhalalah. Beliau shallallahu ‘alaihi wa
sallam telah memahami itu semua, bahwa kelak zaman akan berkembang,
maka beliau saw memperbolehkannya (hal yg baru berupa kebaikan),
menganjurkannya dan menyemangati kita untuk memperbuatnya, agar ummat
tidak tercekik dengan hal yg ada dizaman kehidupan beliau saw saja,
dan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam telah pula mengingatkan agar
jangan membuat buat hal yg buruk (Bid’ah dhalalah).
Mengenai pendapat yg mengatakan bahwa hadits ini adalah khusus untuk sedekah saja, maka tentu ini adalah pendapat mereka yg dangkal dalam pemahaman syariah, karena hadits diatas jelas-jelas tak menyebutkan pembatasan hanya untuk sedekah saja, terbukti dengan perbuatan bid’ah hasanah oleh para Sahabat dan Tabi’in.
II. Siapakah yg pertama memulai Bid’ah hasanah setelah wafatnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?
Ketika
terjadi pembunuhan besar-besaran atas para sahabat (Ahlul yamaamah)
yg mereka itu para Huffadh (yg hafal) Alqur’an dan Ahli Alqur’an di
zaman Khalifah Abubakar Asshiddiq ra, berkata Abubakar Ashiddiq ra
kepada Zeyd bin Tsabit ra : “Sungguh Umar (ra) telah datang kepadaku
dan melaporkan pembunuhan atas ahlulyamaamah dan ditakutkan pembunuhan
akan terus terjadi pada para Ahlulqur’an, lalu ia menyarankan agar
Aku (Abubakar Asshiddiq ra) mengumpulkan dan menulis Alqur’an, aku
berkata : Bagaimana aku berbuat suatu hal yg tidak diperbuat oleh
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam..??, maka Umar berkata padaku
bahwa Demi Allah ini adalah demi kebaikan dan merupakan kebaikan, dan
ia terus meyakinkanku sampai Allah menjernihkan dadaku dan aku
setuju dan kini aku sependapat dengan Umar, dan engkau (zeyd) adalah
pemuda, cerdas, dan kami tak menuduhmu (kau tak pernah berbuat
jahat), kau telah mencatat wahyu, dan sekarang ikutilah dan
kumpulkanlah Alqur’an dan tulislah Alqur’an..!” berkata Zeyd : “Demi
Allah sungguh bagiku diperintah memindahkan sebuah gunung daripada
gunung-gunung tidak seberat perintahmu padaku untuk mengumpulkan
Alqur’an, bagaimana kalian berdua berbuat sesuatu yg tak diperbuat
oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam??”, maka Abubakar ra
mengatakannya bahwa hal itu adalah kebaikan, hingga iapun
meyakinkanku sampai Allah menjernihkan dadaku dan aku setuju dan kini
aku sependapat dengan mereka berdua dan aku mulai mengumpulkan
Alqur’an”. (Shahih Bukhari hadits no.4402 dan 6768).
Nah
saudaraku, bila kita perhatikan konteks diatas Abubakar shiddiq ra
mengakui dengan ucapannya : “sampai Allah menjernihkan dadaku dan aku
setuju dan kini aku sependapat dengan Umar”, hatinya jernih menerima
hal yg baru (bid’ah hasanah) yaitu mengumpulkan Alqur’an, karena
sebelumnya alqur’an belum dikumpulkan menjadi satu buku, tapi
terpisah-pisah di hafalan sahabat, ada yg tertulis di kulit onta, di
tembok, dihafal dll, ini adalah Bid’ah hasanah, justru mereka
berdualah yg memulainya.
Kita perhatikan hadits yg
dijadikan dalil menafikan (menghilangkan) Bid’ah hasanah mengenai
semua bid’ah adalah kesesatan, diriwayatkan bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam selepas melakukan shalat subuh beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam menghadap kami dan menyampaikan ceramah
yg membuat hati berguncang, dan membuat airmata mengalir.., maka
kami berkata : “Wahai Rasulullah.. seakan-akan ini adalah wasiat
untuk perpisahan…, maka beri wasiatlah kami..” maka rasul shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda : “Kuwasiatkan kalian untuk bertakwa
kepada Allah, mendengarkan dan taatlah walaupun kalian dipimpin oleh
seorang Budak afrika, sungguh diantara kalian yg berumur panjang akan
melihat sangat banyak ikhtilaf perbedaan pendapat, maka berpegang
teguhlah pada sunnahku dan sunnah khulafa’urrasyidin yg mereka itu
pembawa petunjuk, gigitlah kuat kuat dengan geraham kalian (suatu
kiasan untuk kesungguhan), dan hati-hatilah dengan hal-hal yg baru,
sungguh semua yg Bid’ah itu adalah kesesatan”. (Mustadrak
Alasshahihain hadits no.329).
Jelaslah bahwa Rasul saw menjelaskan pada kita untuk mengikuti sunnah beliau dan sunnah khulafa’urrasyidin, dan sunnah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memperbolehkan hal yg baru selama itu baik dan tak melanggar syariah, dan sunnah khulafa’urrasyidin adalah anda lihat sendiri bagaimana Abubakar shiddiq ra dan Umar bin Khattab ra menyetujui bahkan menganjurkan, bahkan memerintahkan hal yg baru, yg tidak dilakukan oleh Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam yaitu pembukuan Alqur’an, lalu pula selesai penulisannya dimasa Khalifah Utsman bin Affan ra, dengan persetujuan dan kehadiran Ali bin Abi Thalib kw.
Nah..
sempurnalah sudah keempat makhluk termulia di ummat ini,
khulafa’urrasyidin melakukan bid’ah hasanah, Abubakar shiddiq ra
dimasa kekhalifahannya memerintahkan pengumpulan Alqur’an, lalu
kemudian Umar bin Khattab ra pula dimasa kekhalifahannya memerintahkan
tarawih berjamaah dan seraya berkata : “Inilah sebaik-baik
Bid’ah!”(Shahih Bukhari hadits no.1906) lalu pula selesai penulisan
Alqur’an dimasa Khalifah Utsman bin Affan ra hingga Alqur’an kini
dikenal dengan nama Mushaf Utsmaniy, dan Ali bin Abi Thalib kw
menghadiri dan menyetujui hal itu. Demikian pula hal yg dibuat-buat
tanpa perintah Rasul saw adalah dua kali adzan di Shalat Jumat, tidak
pernah dilakukan dimasa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
tidak dimasa Khalifah Abubakar shiddiq ra, tidak pula dimasa Umar bin
khattab ra dan baru dilakukan dimasa Utsman bn Affan ra, dan
diteruskan hingga kini (Shahih Bulkhari hadits no.873).
Siapakah
yg salah dan tertuduh?, siapakah yg lebih mengerti larangan Bid’ah?,
adakah pendapat mengatakan bahwa keempat Khulafa’urrasyidin ini tak
faham makna Bid’ah?
III. Bid’ah Dhalalah
Jelaslah sudah bahwa mereka yg menolak bid’ah hasanah inilah yg termasuk pada golongan Bid’ah dhalalah, dan Bid’ah dhalalah ini banyak jenisnya, seperti penafikan sunnah, penolakan ucapan sahabat, penolakan pendapat Khulafa’urrasyidin, nah…diantaranya adalah penolakan atas hal baru selama itu baik dan tak melanggar syariah, karena hal ini sudah diperbolehkan oleh Rasul saw dan dilakukan oleh Khulafa’urrasyidin, dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah jelas-jelas memberitahukan bahwa akan muncul banyak ikhtilaf, berpeganglah pada Sunnahku dan Sunnah Khulafa’urrasyidin, bagaimana Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?, beliau saw membolehkan Bid’ah hasanah, bagaimana sunnah Khulafa’urrasyidin?, mereka melakukan Bid’ah hasanah, maka penolakan atas hal inilah yg merupakan Bid’ah dhalalah, hal yg telah diperingatkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Bila kita menafikan (meniadakan) adanya Bid’ah hasanah, maka kita telah menafikan dan membid’ahkan Kitab Al-Quran dan Kitab Hadits yang menjadi panduan ajaran pokok Agama Islam karena kedua kitab tersebut (Al-Quran dan Hadits) tidak ada perintah Rasulullah saw untuk membukukannya dalam satu kitab masing-masing, melainkan hal itu merupakan ijma/kesepakatan pendapat para Sahabat Radhiyallahu’anhum dan hal ini dilakukan setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat.
Buku hadits seperti Shahih Bukhari, shahih Muslim dll inipun tak pernah ada perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk membukukannya, tak pula Khulafa’urrasyidin memerintahkan menulisnya, namun para tabi’in mulai menulis hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Begitu pula Ilmu Musthalahulhadits, Nahwu, sharaf, dan lain-lain sehingga kita dapat memahami kedudukan derajat hadits, ini semua adalah perbuatan Bid’ah namun Bid’ah Hasanah. Demikian pula ucapan “Radhiyallahu’anhu” atas sahabat, tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidak pula oleh sahabat, walaupun itu di sebut dalam Al-Quran bahwa mereka para sahabat itu diridhoi Allah, namun tak ada dalam Ayat atau hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk mengucapkan ucapan itu untuk sahabatnya, namun karena kecintaan para Tabi’in pada Sahabat, maka mereka menambahinya dengan ucapan tersebut. Dan ini merupakan Bid’ah Hasanah dengan dalil Hadits di atas, Lalu muncul pula kini Al-Quran yang di kasetkan, di CD kan, Program Al-Quran di handphone, Al-Quran yang diterjemahkan, ini semua adalah Bid’ah hasanah. Bid’ah yang baik yang berfaedah dan untuk tujuan kemaslahatan muslimin, karena dengan adanya Bid’ah hasanah di atas maka semakin mudah bagi kita untuk mempelajari Al-Quran, untuk selalu membaca Al-Quran, bahkan untuk menghafal Al-Quran dan tidak ada yang memungkirinya.
Sekarang kalau kita menarik mundur kebelakang sejarah Islam, bila Al-Quran tidak dibukukan oleh para Sahabat ra, apa sekiranya yang terjadi pada perkembangan sejarah Islam ? Al-Quran masih bertebaran di tembok-tembok, di kulit onta, hafalan para Sahabat ra yang hanya sebagian dituliskan, maka akan muncul beribu-ribu Versi Al-Quran di zaman sekarang, karena semua orang akan mengumpulkan dan membukukannya, yang masing-masing dengan riwayatnya sendiri, maka hancurlah Al-Quran dan hancurlah Islam. Namun dengan adanya Bid’ah Hasanah, sekarang kita masih mengenal Al-Quran secara utuh dan dengan adanya Bid’ah Hasanah ini pula kita masih mengenal Hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka jadilah Islam ini kokoh dan Abadi, jelaslah sudah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yg telah membolehkannya, beliau Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengetahui dengan jelas bahwa hal hal baru yg berupa kebaikan (Bid’ah hasanah), mesti dimunculkan kelak, dan beliau Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melarang hal-hal baru yg berupa keburukan (Bid’ah dhalalah).
Saudara-saudaraku, jernihkan hatimu menerima ini semua, ingatlah ucapan Amirulmukminin pertama ini, ketahuilah ucapan ucapannya adalah Mutiara Alqur’an, sosok agung Abubakar Ashiddiq ra berkata mengenai Bid’ah hasanah : “sampai Allah menjernihkan dadaku dan aku setuju dan kini aku sependapat dengan Umar”.
Lalu berkata pula Zeyd bin haritsah ra :”..bagaimana kalian berdua (Abubakar dan Umar) berbuat sesuatu yg tak diperbuat oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam??, maka Abubakar ra mengatakannya bahwa hal itu adalah kebaikan, hingga iapun(Abubakar ra) meyakinkanku (Zeyd) sampai Allah menjernihkan dadaku dan aku setuju dan kini aku sependapat dengan mereka berdua”.
Maka kuhimbau saudara-saudaraku muslimin yg kumuliakan, hati yg jernih menerima hal-hal baru yg baik adalah hati yg sehati dengan Abubakar shiddiq ra, hati Umar bin Khattab ra, hati Zeyd bin haritsah ra, hati para sahabat, yaitu hati yg dijernihkan Allah swt, Dan curigalah pada dirimu bila kau temukan dirimu mengingkari hal ini, maka barangkali hatimu belum dijernihkan Allah, karena tak mau sependapat dengan mereka, belum setuju dengan pendapat mereka, masih menolak bid’ah hasanah, dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah mengingatkanmu bahwa akan terjadi banyak ikhtilaf, dan peganglah perbuatanku dan perbuatan khulafa’urrasyidin, gigit dengan geraham yg maksudnya berpeganglah erat-erat pada tuntunanku dan tuntunan mereka.
Allah menjernihkan sanubariku dan sanubari kalian hingga sehati dan sependapat dengan Abubakar Asshiddiq ra, Umar bin Khattab ra, Utsman bin Affan ra, Ali bin Abi Thalib kw dan seluruh sahabat.. amiin.
IV. Pendapat para Imam dan Muhadditsin mengenai Bid’ah
1. Al Hafidh Al Muhaddits Al Imam Muhammad bin Idris Assyafii rahimahullah (Imam Syafii)
Berkata Imam Syafii bahwa bid’ah terbagi dua, yaitu bid’ah mahmudah (terpuji) dan bid’ah madzmumah (tercela), maka yg sejalan dengan sunnah maka ia terpuji, dan yg tidak selaras dengan sunnah adalah tercela, beliau berdalil dengan ucapan Umar bin Khattab ra mengenai shalat tarawih : “inilah sebaik baik bid’ah”. (Tafsir Imam Qurtubiy juz 2 hal 86-87)
2. Al Imam Al Hafidh Muhammad bin Ahmad Al Qurtubiy rahimahullah
“Menanggapi
ucapan ini (ucapan Imam Syafii), maka kukatakan (Imam Qurtubi
berkata) bahwa makna hadits Nabi saw yg berbunyi : “seburuk-buruk
permasalahan adalah hal yg baru, dan semua Bid’ah adalah dhalalah” (wa
syarrul umuuri muhdatsaatuha wa kullu bid’atin dhalaalah), yg
dimaksud adalah hal-hal yg tidak sejalan dengan Alqur’an dan Sunnah
Rasul saw, atau perbuatan Sahabat radhiyallahu ‘anhum, sungguh telah
diperjelas mengenai hal ini oleh hadits lainnya : “Barangsiapa membuat
buat hal baru yg baik dalam islam, maka baginya pahalanya dan pahala
orang yg mengikutinya dan tak berkurang sedikitpun dari pahalanya,
dan barangsiapa membuat buat hal baru yg buruk dalam islam, maka
baginya dosanya dan dosa orang yg mengikutinya” (Shahih Muslim hadits
no.1017) dan hadits ini merupakan inti penjelasan mengenai bid’ah yg
baik dan bid’ah yg sesat”. (Tafsir Imam Qurtubiy juz 2 hal 87)
3. Al Muhaddits Al Hafidh Al Imam Abu Zakariya Yahya bin Syaraf Annawawiy rahimahullah (Imam Nawawi)
“Penjelasan
mengenai hadits : “Barangsiapa membuat-buat hal baru yg baik dalam
islam, maka baginya pahalanya dan pahala orang yg mengikutinya dan tak
berkurang sedikitpun dari pahalanya, dan barangsiapa membuat buat
hal baru yg dosanya”, hadits ini merupakan anjuran untuk membuat
kebiasaan kebiasaan yg baik, dan ancaman untuk membuat kebiasaan yg
buruk, dan pada hadits ini terdapat pengecualian dari sabda beliau saw
: “semua yg baru adalah Bid’ah, dan semua yg Bid’ah adalah sesat”,
sungguh yg dimaksudkan adalah hal baru yg buruk dan Bid’ah yg
tercela”. (Syarh Annawawi ‘ala Shahih Muslim juz 7 hal 104-105)
Dan
berkata pula Imam Nawawi bahwa Ulama membagi bid’ah menjadi 5, yaitu
Bid’ah yg wajib, Bid’ah yg mandub, bid’ah yg mubah, bid’ah yg makruh
dan bid’ah yg haram. Bid’ah yg wajib contohnya adalah mencantumkan
dalil-dalil pada ucapan ucapan yg menentang kemungkaran, contoh bid’ah
yg mandub (mendapat pahala bila dilakukan dan tak mendapat dosa bila
ditinggalkan) adalah membuat buku buku ilmu syariah, membangun
majelis taklim dan pesantren, dan Bid;ah yg Mubah adalah
bermacam-macam dari jenis makanan, dan Bid’ah makruh dan haram sudah
jelas diketahui, demikianlah makna pengecualian dan kekhususan dari
makna yg umum, sebagaimana ucapan Umar ra atas jamaah tarawih bahwa
inilah sebaik2 bid’ah”. (Syarh Imam Nawawi ala shahih Muslim Juz 6 hal
154-155)
4. Al Hafidh AL Muhaddits Al Imam Jalaluddin Abdurrahman Assuyuthiy rahimahullah
Mengenai
hadits “Bid’ah Dhalalah” ini bermakna “Aammun makhsush”, (sesuatu yg
umum yg ada pengecualiannya), seperti firman Allah : “… yg
Menghancurkan segala sesuatu” (QS Al Ahqaf 25) dan kenyataannya tidak
segalanya hancur, (*atau pula ayat : “Sungguh telah kupastikan
ketentuanku untuk memenuhi jahannam dengan jin dan manusia
keseluruhannya” QS Assajdah-13), dan pada kenyataannya bukan semua
manusia masuk neraka, tapi ayat itu bukan bermakna keseluruhan tapi
bermakna seluruh musyrikin dan orang dhalim.pen) atau hadits : “aku dan
hari kiamat bagaikan kedua jari ini” (dan kenyataannya kiamat masih
ribuan tahun setelah wafatnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam) (Syarh Assuyuthiy Juz 3 hal 189).
Maka bila muncul pemahaman di akhir zaman yg bertentangan dengan pemahaman para Muhaddits maka mestilah kita berhati-hati darimanakah ilmu mereka?, berdasarkan apa pemahaman mereka?, atau seorang yg disebut imam padahal ia tak mencapai derajat hafidh atau muhaddits?, atau hanya ucapan orang yg tak punya sanad, hanya menukil-menukil hadits dan mentakwilkan semaunya tanpa memperdulikan fatwa-fatwa para Imam? (Habib Munzir bin Fuad Al-Musawa)
Subscribe to:
Posts (Atom)