Powered By Blogger

Monday 23 May 2016

Apakah Wajib Menyayangi Mertua...Ini Jawaban dan Hadist nya...

Menjalin hubungan baik dan menyayangi mertua akan menyenangkan hati dan meninggikan derajat kita di mata suami
 
Dream - Dalam Islam kewajiban seorang istri adalah mematuhi dan taat kepada suami selaras dengan aturan syariat Islam.
Dalam Al-Musnad, Shahih Ibnu Hibban dan Al-Mustadrak disebutkan Nabi SAW bersabda, 
“Seandainya aku boleh memerintahkan seseorang untuk bersujud kepada orang lain (selain Allah), sungguh aku akan memerintahkan seorang istri untuk bersujud kepada suaminya.”
Menyayangi suami berarti harus menyayangi kedua orang tuanya juga, sehingga jika ada seorang istri tidak menyayangi mertuanya, suami wajib menegur istrinya.
Dalam Al-Musnad dan Shahih Ibnu Hibban, Nabi SAW bersabda,
Jika seorang wanita telah mengerjakan shalat lima waktu, berpuasa satu bulan, menjaga kehormatannya dan mentaati suaminya, maka akan dikatakan kepadanya, ‘Masuklah kamu ke dalam surga dari pintu-pintu surga mana saja yang kamu kehendaki’."
Ketaatan yang sempurna seorang istri kepada suaminya adalah berbuat baik dan berbakti kepada orang tua yang telah melahirkan dan kedua orang tua belahan jiwanya.

Dalam kitab Ash-Shahih diriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda,

“Maukah kalian aku kabarkan tentang dosa yang paling besar? Yaitu, menyekutukan Allah dan mendurhakai kedua orang tua.” Kemudian beliau duduk setelah sebelumnya bersandar dan bersabda, “Ketahuilah, juga perkataan sia-sia.” Beliau terus menerus mengulanginya hingga kami bergumam, “Sekiranya beliau berhenti.”
Jika ada sesuatu yang anda tidak sukai dari mertua maka bersabarlah, balas dengan segala kebaikan. Perlakukanlah mertua, layaknya orang tua kandung kita sendiri. Menjalin hubungan baik serta menyayangi mertua akan menyenangkan hati dan meninggikan derajat kita di mata suami.
Saat istri berbuat dzalim dan bertengkar dengan mertua, suami juga bisa terkena durhaka karena tidak mencegah, melarang atau menghukumnya. Maka beristigfarlah jika selama ini berbuat seperti itu. Sesungguhnya Allah Maha meneriam taubat lagi Maha Penyayang.


Istri berbakti pada mertua (orang tua suami), apakah wajib?
Yang jelas istri punya kewajiban untuk berbakti dan taat pada suami.
Dalilnya, hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,
قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ قَالَ الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ
Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci” (HR. An-Nasai no. 3231 dan Ahmad 2: 251. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)
Hadits berikut juga menunjukkan bagaimanakah mulianya seorang wanita jika ia bisa berbakti pada suami dengan baik.
Al Hushoin bin Mihshan menceritakan bahwa bibinya pernah datang ke tempat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karena satu keperluan. Seselesainya dari keperluan tersebut, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepadanya,
أَذَاتُ زَوْجٍ أَنْتِ؟ قَالَتْ: نَعَمْ. قَالَ: كَيْفَ أَنْتِ لَهُ؟ قَالَتْ: مَا آلُوْهُ إِلاَّ مَا عَجَزْتُ عَنْهُ. قَالَ: فَانْظُرِيْ أينَ أَنْتِ مِنْهُ، فَإنَّمَا هُوَ جَنَّتُكِ وَنَارُكِ
Apakah engkau sudah bersuami?” Bibi Al-Hushain menjawab, “Sudah.” “Bagaimana (sikap) engkau terhadap suamimu?”, tanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lagi. Ia menjawab, “Aku tidak pernah mengurangi haknya kecuali dalam perkara yang aku tidak mampu.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Lihatlah di mana keberadaanmu dalam pergaulanmu dengan suamimu, karena suamimu adalah surga dan nerakamu.” (HR. Ahmad 4: 341 dan selainnya. Hadits ini shahih sebagaimana kata Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 1933)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata,
وليس على المرأة بعد حق الله ورسوله أوجب من حق الزوج
“Tidak ada hak yang lebih wajib untuk ditunaikan seorang wanita –setelah hak Allah dan Rasul-Nya- daripada hak suami” (Majmu’ Al Fatawa, 32: 260)
Syaikh Musthofa Al Adawi mengatakan: Tidak wajib, namun mustahab (sunnah) dan itu bagian dari ihsan (berbuat baik). (Video Syaikh Musthofa Al Adawi di Youtube)
 Para istri, jangan lupakan yah. Tetap jalin hubungan baik dengan mertua. Raih pahala dengan bentuk berbuat baik dengan mereka, biar lebih menyenangkan hati suami dan Anda punya nilai istimewa di matanya.
Hanya Allah yang memberi taufik.

Disusun di pagi hari penuh berkah di Pesantren Darush Sholihin, 13 Dzulqo’dah 1435 H
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

No comments:

Post a Comment